Secara sederhana strukturalisme dapat diartikan sebagai aliran
dalam filsafat manusia yang menempatkan struktur atau sistem bahasa dan budaya
sebagai kekuatan-kekuatan yang menentukan perilaku dan bahkan kesadaran
manusia. Sangat berbeda dengan eksistensialisme, pandangan strukturalis
meyakini bahwa manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang tidak bebas, yang
terstruktur oleh sistem bahasa dan budayanya. Tidak ada perilaku, pola pikir,
dan kesadaran manusia yang bersifat individual dan unik, yang bebas dari sistem
bahasa dan budaya yang mengungkungnya. Bahasa dan budaya dimana kita tinggal
menentukan segala-galanya dan kita mau tidak mau tunduk kepadanya.
Dalam arti ini, maka aliran ini secara tegas menolak humanism,
menolak pandangan tentang kebebasan, dan keluhuran manusia. Strukturalismepun
tidak mengakui adanya “ego”, “aku” (individu), atau “kesadaran”. Aliran in
berpandangan bahwa “aku” atau manusia bukanlah pusat realitas. Makna dan
keberadaan manusia pada dasarnya tidak tergantung pada diri manusia itu
sendiri, melainkan pada kedudukan dan fungsinya dalam sistem, persis sama
seperti makna dan keberadaan hurup atau kata (istilah) dalam sistem bahasa
tertentu., atau persis sama dengan pion-pion catur dalam sistem permainan
catur. Ada aturan main yang menyebabkan manusia sadar atau tidak sadar, harus
mematuhi aturan-aturan dalam sistem tersebut.
Daftar Pustaka: Abidin Zainal, 2014. Filsafat Manusia (Memahami
Manuisa Melalui Filsafat). Bandung: Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar