Perubahan Sosial Masyarakat Agraris (Desa) Ke Industri (Kota)
Perubahan masyarakat agraris ke masyarakat industry akibat dari
derasnya proses modernisasi dengan berbagai nilai dan teknologi yang ditawarkan
(munandar soelaiman, 1998: 93). Hal in karena modernisasi melibatkan perubahan
pada hamper segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di dalamnya
industrialisasi, urbanisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi, dan
sebagainya (suwarsono, 2006: 23). Bahkan modernisasi ddianggap sebagai proses transformasi
nilai. Artinya untuk mencapai status modern, struktur dan nilai-nilai
tradisional secara total harus diganti dengan seperangkat struktur dan nilai
modern (suwarsono. 2006: 23). Akhirnya struktur masyarakat agraris yang
memiliki nilai-nilai special seperti gotong royong yang sangat kuat telah
berubah. Pada masyarakat industry terjadi pembagian kerja karena kebutuhan
masyarakat industri sangat kompleks dan hanya dapat diselesaikan dengan
pembagian tugas (soesrodiharjo, 1991: 45).
Dampak perubahan dari daerah agraris menjadi industry yang
signifikan meliputi perubahan mata pencaharian, yaitu terjadi pergeseran
orientasi dari sector pertanian menjadi sector industry, jasa dan perdagangan.
Kenyataan tersebut tidak dapat dielakkan, bahwa industrialisasi pada amsyarakat
pertanian yang ada di wilayah pedesaan merupakan salah satu penyebab perubahan
sosial yang memengaruhi sistem dan struktur sosial masyaraatnya. Proses
industrialisasi di yakini mampu mengubah pola hubungan kerja tradisional (buruh
tani atau petani) menajdi modern rasional (buruh pabrik atau karyawan). Nilai
gemeinschaft antar tenaga kerja dalam kehidupan pertanian tradisional berubah
menjadi gesselschaft. Hubungan antar pemiliki dan pekerja (atasan dan bawahan)
yang semula bersifat kekeluargaan berubah menjadi nilai kebermanfaatan atau
kegunaan.
Dengan
demikian nilai sosial yang terjadi dimasyarakat pasca industrialisasi merupakan
sebuah keniscayaan. Akan tetapi, tidak semua dampak perubahan sosial itu
bernada negative. Ada pula dampak positifnya, terutama pada perkembangan
tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat pedesaan yang terkait dengan
perubahan pola mata pencaharian (kesempatan kerja dan kesempatan berusaha).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar