Pembelajaran Living History
Model pembelajaran living history pada dasarnya merupakan
implementasi dari penelitian sejarah sehingga peserta didik mampu untuk
mengkaji sejarah dan bagaimana menuliskan sejarah tersebut melalui teknik
penelitian sejarah. Dalam penelitian sejarah, terdapat tiga tahap besar yang
harus dilalui yaitu: heuristic, kritik, dan histografi (sjamsudin, 2007)
1.
Dalam
tahap heuristic kita dituntut untuk mencari dan menemukan sumber-sumber yang
memang relevan dengan tema yang kita teliti.
2.
Kemudian
setelah kita menemukan sumber-sumber tersebut, kita masuk ke dalam tahap
selanjutnya yakni kritik sumber yang merupakan tahap dimana sumber-sumber
tersebut disaring serta diuji kebenarannya sehingga kita benar-benar
mendapatkan sumber sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3.
Setelah
selesai dari tahap kritik sumber, kita lanjut ke tahap yang terakhir yakni
histografi atau tahap penulisan sejarah.
Robert Douch menyatakan bahwa dalam pembelajaran sejarah, peserta
didik dapat melihat langsung kehidupan yang nyata. Bukan hanya sekedar
mendapatkan materi pembelajaran yang abstrak. Untuk mencapai aspirasi in,
pembelajaran sejarah dapat bersumber dari pengalaman kehidupan siswa
sehari-hari. Kedekatan emosional siswa dengan lingkungannya merupakan sumber
belajar yang berharga bagi terjadinya proses pembelajaran di kelas. Terdapat
tiga cara untuk mengaplikasikan model pembelajaran living history
(Douch, 1967), yaitu:
1.
Mengkaitkan
antara materi dengan contoh-contoh kejadian lokal sehingga peserta didiki
mendapatkan gambaran yang lebih hidup mengenai suatu kejadian.
2.
Melakukan
penjelajahan atau kunjungan langsung ke sumber sejarah serta mengumpulkan data
sejarah di lingkunag sekolah.
3.
Melakukan
studi khusus mengenai aspek sejarah di lingkungan sekitar peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar