Jumat, 02 Desember 2016

Aristokrasi



Demokrasi adalah penyimpangan. Demokrasi adalah izin yang diberikan kepada setiap bagian dari organisme untuk melakukan apa saja yang disukainya; ia berarti dihapuskannya koherensi dan interdependensi. Keagungan dari kemerdekaan dan kekacauan (chaos). Demokrasi berarti pemujaan terhadap “orang kebanyakan” dan kebencian terhadap “orang-orang unggul”. Demokrasi dengan demikian ketidakmungkinan klahirnya manusia unggul dan bangsa-bangsa besar. “masyarakat demokratis adalah masyarakat yang tanpa karakter; yang menjadi figure dan model bukan manusia superior, melainkan manusia mayoritas; setiap orang berusaha menyamai orang lain; juga dalam hal seks—laqki-laki menjadi perempuan dan perempuan menjadi laki-laki.
Feminisme adalah akibat langsung dari demokrasi dan Kristianitas. Bersama feminisme datanglah sosialisme dan anarkisme. Semua itu tidak lain adalah sampah demokrasi. Kalau kekuasaan politik dikatakan adil, mengapa kekuasaan ekonomi selalu berat sebelah dan selalu timpang? Mengapa mesti banyak pemimpin dimana-mana? “manusia adalah makhluk yang tidak sama. kita tidak memiliki apapun yang bisa disebut sama” alam benci kepada kesamaan. Alam menyukai perbedaan-perbedaan, kelas-kelas, spesies-spesies. Sosialisme adalah antibiologis: proses evolusi melibatkan penggunaan spesies-spesies, kelas-kelas, dan individu-individu yang imperior oleh orang superior; dan semua kehdiupan pada dasarnya tergantung pada kehidupan yang lain.
Persoalan politik yang sebenarnya adalah bagaimana menghindari pengusaha menjadi pemimpin, menjadi orang yang mengatur. Pengusaha mempunyai pandangan yang pendek dan pikiran yang sempit. Ia tidak seperti para aristokrat yang dilatih untuk menjadi negarawan, yang berwawasan luas dan pemikiran yang dalam; merekalah yang sebenarnya memiliki hak untuk merngatur, untuk menjadi penguasa.



Daftar Pustaka: Abidin Zainal, 2014. Filsafat Manusia (Memahami Manuisa Melalui Filsafat). Bandung: Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar