Kamis, 22 Desember 2016
Rabu, 21 Desember 2016
Tawuran Antar Pelajar (Perkelahian Antar Kelompok)
Tawuran Antar Pelajar (Perkelahian Antar Kelompok)
Tawuran merupakan suatu perkelahian atau tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh sekelompok. Tawuran antar pelajara atupun antar remaja semakin
menjadi semenjak terciptanya geng-geng sekelompok anak muda. mereka tidak
menganggap lagi bahwa perbuatan tawuran yang dilakukan sangatlah tidak terpuji
dan dapat mengganggu ketenangan dan ketertiban masyarakat. Sebaliknya, mereka
merasa bangga jika masyarakat takut dengan kelompoknya. Nerdasarkan berbagai
jenis kenakalan remaja, seperti yang paling menonjol adalah tawuran pelajar.
Tawuran pelajar merupakan suatu
permasalahan yang sudah lama terjadi di Indonesia. Sejak tahun 1970-an,
sering terjadi aksi perkelahian missal yang dilakukan oleh siswa SLTA. Menurut
Zakiatun Solikhah (1999:98) tawuran didefinisikan sebagai perkelahian missal
yang merupakan perilaku kekerasan antarkelompok pelajar laki-laki yang
ditujukan kepada kelompokm pelajar dari sekolah lain. Tawuran pelajar dilakukan
dengan tujuan untuk menyakiti dan melukai siswa dari sekolah lain yang menjadi
targetnya.
Jenis-jenis
tawuran
Menurut Mustofa (1998:120), tawuran pelajar dapat dikelompokkan
menajdi lima bagian, yaitu:
1.
Tawuran
pelajar antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbeda yang mempunyai rasa
permusuhan yang telah terjadi turun-temurun atau bersifat tradisional.
2.
Tawuran
pelajar antara dua kelompok pelajar. Kelompok satu berasal dari satu sekolah,
sedangkan kelompok lainnya berasal dari suatu perguruan yang di dalamnya
tergabung beberapa jenis sekolah. Permusuhan diantara dua kelompok in bersifat
tradisional
3.
Tawuran
pelajar antara dua kelompok pelajar. Kelompk satu berasal dari satu sekolah,
sedangkan kelompok lawannya merupakan koalisi atau gabungan dari berbagai macam
sekolah yang sejenis.
4.
Tawuran
pelajar antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbeda yang bersifat
incidental
5.
Tawuran
pelajar antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang sama, tetapi berasal dari
jenjang kelas yang berbeda. Misalnya tawuran antara mahasiswa semester II,
dengan semester III.
Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan Kepemimpinan
Terdapat perbedaan antara pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin
adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah bakat dan
atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan adalah suatu
proses dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan dan
mengerahkan sejumlah sumber daya untuk emncapai visi dan misi tertentu. Sutisna
(1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “ proses mempengaruhi kegiatan seseorang
atau kelompok dalam usaha kea rah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”.
Sementara Soepardi (1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagi “kemampuan untuk
mengerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati,
membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, bahkan menghukum (kalau perlu),
serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja
dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien”. Hal
tersebut menandakan bahwa kepemimpinan mencakup tiga hal yang saling
berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta
adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinterkasi.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan memengaruhi
aktivitas-aktivitas yanga da hubungannya dengan peekrjaan terhadap para anggota
kelompok. Definisi in mengandung tiga implikasi penting, yaitu: (1) kepemimpian
itu melibatkan orang lain, baik itu bawahan maupun pengikut; (2) kepemimpinan
melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kellompok
secara seimbang; (3) dan adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk
kekuasaan yang erbeda-beda untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan
berbagai cara.
Daftar
Pustaka: Fadlullah, Dkk. 2013. Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
Jakarta: Media Pustaka
Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pedagang kaki lima atau PKL adalah para pekerja di sektor informal
yang banayk ditemui diperkotaan. Pkl sering menempati tempat yang tidak
permanen dan tersebar hamper disetiap trotoar atau ruang-ruang “terbuka” yang
bersifat umum. Penampilannya tampak dalam bentuk sarana dagangan yang sederhana
dan umumnya masih bercirikan tradisional. Secara definitive, pedagang kaki lima
adalah pedagang yang menggunakan bahu jalan atau trotoar sebagai tempat untuk
berdagang (Dwiyanti, 2005:33). Penyebutan pedagang kaki lima adalah penyebutan
penjaja dagangan yang menggnakna gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan karena
jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang,
dan tiga kaki gerobak. Perkembangan PKL sering disebut juga sebagai pedagang
jalanan pada umumnya.
Istilah kaki lima berasal dari amsa penjajahan colonial Belanda.
Peraturan pemerintah Belanda pada waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya
yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki. Lebar luas untuk
pejalan ada lima kaki atau sekitar satu setengah meter. Ada lima berasal dari
bahasa Inggris “feet” yang artinya kaki, dan sekita I feet adalah 21 cm. dulu
lebar trotoal adalah sekita 5 feet atau 1,5 meter. Selanjutnya para pedagang yang
berjualan di trotoar disebut pedagang kaki lima. Menurut Ruski Ramli,
(1992:31), pedagang kaki lima adalah pekerjaan yang paling nyata dan paling
penting di kota. Pedagang kaki lima diperkotaan mempunyai karakteristik dan
ciri-ciri yang khas dengan sektor informal sehingga sektor informal perkotaan
yang sering diidentikans ebagai pedagang kaki lima.
Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian PKL menjadi semakin
luas, tidak hanya pedagang yang menempati trotoar atau sepanjang bahu jalan. Ruang
aktivitas usaha pedagang kaki lima yang semakin luas tidak hanya menggunakan
hamper semua ruang public yang ada, seperti jalur-jalur pejalan kaki, areal
parker, ruang-ruang terbuka, taman-taman, perempatan jalan, terminal, tetapi
juga dalam melakukan aktivitasnya pedagang kaki lima bergerak keliling dari
rumah ke rumah melalui jalan-jalan kecil di perkotaan.
Narkoba
Narkoba
Para pengguna tidak hanya mengancam anak-anak pada usia remaja,
tetapi sudah dikonsumsi oleh anak-anak di bawah usia remaja. Berdasarkan data
BNN ( badan narkotika nasional), jumlah pengguna narkoba di Indonesia setiap
tahun terus meningkat sehingga mengancam masa depan generasi muda. tercatat
pada tahun 2007, 81.702 pelajar di lingkungan SD, SMP, SMA menggunakan narkoba.
Data setiap tahun terus meningkat. Ada beberapa alasan seseorang menggunakan
narkoba, diantaranya: (1) menggunakan narkoba di kalangan lingklungan pergaulan
sudah dianggap hal yang wajar, bahkan sebagai gaya hidup masa kini; (2) pada
awalnya dibujuk orang untuk merasakan manfaatnya; (3) ada keinginan lari dari
masalah yanga da untuk kenikmatan sesaat; (4) sudah terjadi kebergantungan dan
tidaka da keinginan untuk berhenti.
Narkoba
dengan segala wujudnya, baik ganja, heroin, ekstasi, candu, kokain, alcohol,
dan lainnya adalah perusak para remaja. Meskipun dalam dosis tertentu, beberpa
diantaranya memiliki manfaat untuk kepentingan medis, namun selebihnya justru
membahayakan kesehatan sang pengguna. Penyalahgunaan narkoba oleh remaja, akan
memburamkan masa depan mereka. Narkoba dapat menimbulkan kebergantungan
(adiksi) pisik dan psikologis, penjelasannya sebagai berikut:
1.
Narkotika adalah zat atu obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan kebergantungan.
2.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Adapun
dampak pengguna narkoba yaitu:
1.
Gangguan
pada sistem saraf(neurologis), seperti kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan saraf tepi;
2.
Gangguan
pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), seperti infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah;
3.
Gangguan
pada kulit (dermatologis), seperti penanahan, alergi dan eksim.
4.
Gangguan
pada paru-paru (pulmoner), seperti penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernapas, pengerasan jaringa paru-paru;
5.
Sering
sakit kepala, mual-mual, dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur.
Langganan:
Postingan (Atom)