Perkembangan Jaman Menjadikan Berkurangnya Etika Seorang Murid
Terhadap Guru
Banyak permasalahan sosial yang berada dilingkup pendidikan, namun
kali ini saa akan membahas tentang etika seorang siswa/murid terhadap gurunya
atau dalam hal ini pengajar dan pembimbingnya di sekolah. Dimana di bawah akan
dijelaskan bagaimana tatkelakuan seorang murid terhadap pendidiknya yang
semakin berkembangnya jaman semakin berkurang dan semakin hilang nilai-nilai
yang telah ada dan diterapkan.
“Guru” sebagai
pribahasa yang artinya “digugu dan ditiru”. Guru memiliki arti pending di
setiap lembaga pendidikan. Dalam bukunya So
siologi Pendidikan, S Nasution berpendapat bahwa “ peran dan
kedudukan utama seoorang guru adalah pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru.
Berdasarkasn kedudukannya seorang guru ia harus menunjukkan sikap dan
kelakukannya yang layak sebagai guru menurut harapan masyarakat. Guru sebagai
pendidik dan Pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di
luar sekolah”.
Berdasarkan
pendapat tersebut sudah jelas bahwa seorang guru memiliki kedudukan yang tinggi
dan peranan yang penting bagi murid-muridnya di sekolah maupun di luar sekolah.
Para guru dengan berbagai keahlian yang mereka miliki berusaha mentransfer
ilmunya kepada para muridnya dan berusaha menjadi pengganti orangtua para
muridnya di sekolah. Dengan segenap kerja keras mereka membina para muridnya
hingga menjadi orang berhasil. Peran dan kedudukan guru tersebut menjadikan
seorang guru dihormati oleh para muridnya sebagai orangtua mereka di sekolah.
Namun pada kenyataannya seiring berkembangnya jaman, dan begitu cepatnya
budaya-budaya asing masuk ke dalam kehidupan masyarakat begitu cepat pula
perubahan etika dan tingkah laku para murid terhadap orang-orang yanga da di
sekelilingnya terutama guru.
Perubahan paling
identik yang terjadi akibat berkembangnya jaman yaitu dimana manusia seolah
menjadi robot ketika mereka menggunakan gadget mereka. Tidak ada komunikasi
apapun terhadap orang sekeliling mereka.
Mereka terfokus pada gadget yang mereka gunakan. Dan masyarakat yang paling
dipengaruhi oleh perkembangan jaman ini yaitu para generasi muda. dimana
generasi muda adalah masyarakat yang paling mudah menerima perubahan karena
masa remaja adalah masanya manusia merasa semangat dan rasa ingin tahunya lebih
tinggi terhadap hal-hal baru dibandingkan dengan usia di atasnya. Tidak heran,
bahwa remaja lah yang menjadi tarrget utama perkembangan jaman yang ditandai
dengan maraknya teknologi dan budaya-budaya luar yang masuk ke dalam kehidupan
mereka umunya pada kehidupan masyarakat Indonesia.
Dan seolah perkembangan jaman tersebut telah
berhasil merubah haluan masyarakat Indonesia terutama remaja. Kini, mereka
tidak senang lagi dengan memebaca buku-buku cerita ataupun buku pelajaran
karena mereka lebih tertarik terhadap komik yang terdapat dalam
aplikasi-aplikasi atau yang biasa disebut webtoon. Aplikasi-aplikasi
tersebut diminati para remaja dan berawal dari satu apliaksi bacaan tersebut
sehingga merambat menjadi berbagai bacaan terdapat dalam bentuk web. Yang lebih
familiar adalah kamus aplikasi. Bukan hal aneh lagi jika hamper semua peserta
didik menpunyai kamus aplikasi di dalam gadget mereka. Agar mudah untuk
menerjemahkan bacaan, namun hal tersebut menimbulkan malas membuka kamus manual
yang berupa buku bahkan mungkin sudah jarang sekali peserta didik menggunakan
kamus buku untuk menerjemahkan sebuah bacaan.
Hal tersebut
menambah dampak terhadap opsikologi mereka, dimana para peserta didik
menginginkan sesuatu dengan instan tanpa ada prosse yang membentengi hasil dari
setiap pekerjaan yang mereka lakukan, hal tersebut yang membuat merekapun tidak
menghargai proses mereka dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Mereka
menganggap pembelajaran di kelas membosankan, monoton dan lain sebagainya,
padahal proses tersebut yang nantinya akan mereka perlukan dalam kehidupan
mereka dalam pekerjaannya nanti.dan proses itulah yang menunjukkan kualitas si
peserta didik tersebut.
Memang mungkin,
tidak akan terlalu terlihat dampak perkembangan jaman ini terhadap etika
seorang murid. Namun secara tidak kita sadari lambat laun akan menimbulkan
perubahan pada tata kelakuan seorang murid terhadap lingkungannya. Semakin
berkembangnya jaman, seorang guru dituntut lebih ekstra dalam mendidik murid
mereka karena bukan hanya rendah dalam bidang akademik namun kini para murid
mulai rendah dalam sikap dan etika mereka.
Para murid
menghargai seorang guru hanya sekedar ketika guru tersebut memberikan materi,
itupun tidak semua murid menghargainya, hanya segelintir murid saja yang dapat
dikatakan fokus pada materi yang diajarkan dan kepada guru yang sedang
mengajar. Maka dari itu, peran guru bertambah dimana mereka harus dapat
mendidik dengan baik selain memberikan materi pembelajaran kepada para peserta
didik.
Memang, penerapan
etika tidak terdapat dalam buku-buku pelajaran, namun etika sangatlah penting
bagi seorang murid karena akan menunjukkan berhasil tidaknya murid tersebut di
masa mendatang. Budaya-budaya baru yang ahdir dalam kehidupan masyarakat seolah
merendahkan moral generasi muda. lingkungannya yang bebas menjadikan mereka
berbuat apapun sesuai keinginan mereka. Membuat para pendidik di sekolah bahkan
orangtua kewalahan dalam mendidik para generasi muda.
Materi belajar
dapat dipelarai dimana saja, dapat dibaca di buku-buku atau artikel di berbagai
website, namun pelajaran etika hanya didapat dari seseorang yang mendidik
kita dengan baik dan benar dalam hal ini guru di sekolah dan orangtua di luar sekolah.
Murid seakan telah lupa akan hal itu,
bahwa selain materi pelajaran yang ia dapatkan di sekolah, ada hal lain ang
juga sama pentingnya yaitu etika.
Jaman sekarang,
seolah manusia tidak membutuhkan lagi etika terhadap orang yang ada di
sekelillingnya terutama murid ang mana mereka akan meneruskan perjuangan para
pendiri bangsa dan akan menentukan bagaimana kedepannya suatu negara. Sosial
media sebagai salah satu hal yang timbul akibat berkembangnya jaman, menjadikan
beberapa remaja berkomunikasi dengan teman maupun guru dan orang-orang yang
tidak dikenal sekalipun. Dalam berkomunikasi dengan sosial media seolah tidak membutuhkan etika
dalam melaksanakan proses komunikasi itu sendiri, den gan demikian para remaja
sudah terbiasa dengan hal itu sehingga dalam kehidupanna di lingkungan
sekolahnyapun etika tersebut seolah dihilangkan.
Hal tersebut
menunjukkan perlu adanya perhatian terhadap para remaja masa kini yang telah
dibutakan oleh teknologi dan perkembangan jaman lain sehingga melupakan
nilai-nilai dan norma-norma yang sudah melekat pada diri orang Indonesia. Yang
harusnya norma-norrma tersebut tetap eksis dalam kehidupan nermasyarakat dan
dalam interaksi sehari-hari dengan orang sekeliling kita. dimana dalam bergaul
dengan siapapun, baik dengan teman sebaya apalagi dengan orang yang lebih
dewasa dari kita dan lebih tinggi derajatnya dari kita apalagi itu adalah
seorang guru, orang yang mengajarkan kita dari kita tidak mengetahui apa-apa
tentang materi pembelajaran sampai kita mengetahui banyak ilmu pengetahuan, dan
sebagai pendidik kita di sekolah maka selayaknya kita harus menggunakan etika dan
tata kelakuan yang baik dan benar.
selamat membaca! semoga bermanfaat. Jika ada kesalahan kata itu semata adalah proses menuju kepada yang lebih baik :)
Daftar Pustaka : Nasution. 2015. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar